Anto seorang
penjual ikan dengan mengunakan sepeda dan keranjang nya, ia berkeliling dari
kampung ke kampong untuk bekerja agar
bisa menghidupkan ke 7 anak dan 1 orang istri. Malam hari di saat orang-orang
sedang istrahan, Anto harus pergi menggoes sepeda untuk membeli ikan, setelah
membeli ikan anto kembali ke rumah untuk membereskan ikan-ikanya dibantu sang
istri. Pagi ini, di tengah awan mendung yang terus menggelayut, di sela tetesan
hujan yang membasahi daun-daun pepohonan, Anto menggoes sepeda untuk menjual
ikan-ikanya, tanpa lelah dan letih Anto menggoes sepeda dari desa ke desa,
dengan teriakan,,,” ikaaaannnnnnnnnnn”?.
Setelah
semua ikan terjual Anto dengan baju yang berbau amis ikan, Anto kembali ke
rumah. Tidak setiap hari dagangan Anto laris terjual, “jika tidak habis
biasanya di goreng sama istri”? Anto sangat sayang kepada 7 orang anak nya,
setiap habis berjualan anto selalu menghidung hasil penjualan ikanya di temani
dengan anak-anak nya. Jika ada uang recehan hasil jualan ikan, anto selalu
memberikan uang tersebut kepada anak-anaknya tetapi sama anak-anak Anto uang
tersebut di masukan celengan. Keluarga
yang sangat sederhana dengan latar belakang pendidikan Anto yang hanya lulusan
Sekolah Dasar, membuat keluarga mereka tidak putus harapan untuk hidup lebih
bahagia dan lebih baik.
Jika
anak-anak lain menginginkan mainan selalu di berikan oleh orang tua mereka,
tapi itu tidak berlaku di keluarga Anto. Anak-anak Anto tidak memanjakan
anak-anak nya, “jika kamu mau membeli mainan dan barang yang kamu inginya, maka
uang yang bapak kasih kamu tabung”? ucap Anto kepada anak nya.
Walaupun
hanya berjualan ikan dan harus membesarkan ke tujuh anak nya, Anto masih bisa
meyisipkan uang hasil penjualan ikan. Sedikit demi sedikit Anto nabung, ia
harus menghebat pengeluaran. Sang istri yang senantiasa menemani, suka dan duka ia lalui
bersama dengan keluarga.
Dunia
berputar ada kalah kita di bawah dan bisa di atas kapan saja, dengan kesabaran
dan keiklasan hidup akan terasa lebih indah dan lebih hidup, dengan doa dan
usaha.
Sekitar Lima
tahun kemudian, Anto membeli tanah yang tidak jauh dari rumah nya dan membangun
sebuah rumah yang lebih besar untuk anak dan istrinya. Lalu Anto pergi ke tanah
suci bersama istri dan ibu Anto, untuk melakukan rukun islam yang ke 5 yaitu
pergi haji dan meninggalkan anak-anak nya yang masih kecil-kecil.
Walaupun
Anto sudah hidup berkecukupan, tetapi ia tidak pernah memanjakan ke 7 anak-anak
nya,,Anto selalu mendidik anak nya dengan baik, jika anak-anak nya inget
sesuatu barang selain kebutuhan sekolah. Maka anak-anak nya harus menyisipkan
uang jajanya.
Dia-lah Yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu. Maka berjalanlah
di segala penjurunya & makanlah rezki-NYA, (yang tidak terbatas jumlahnya).
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kepada Manusia. (Qur'an: Al Hajj: 65 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar