BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Manusia
adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta
saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
hidupnya. Manusia dalam mewujudkan keadaannya untuk sehat berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sedangkan seseorang disebut sakit
apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya (Hutagalung,
2007).
Diri
adalah semua ciri, jenis kelamin, pengalaman, latar belakang budaya, pendidikan
dan sebagainya yang melekat pada seseorang. Makin dewasa dan makin tinggi
kecerdasan seseorang, makin mampu ia menggambarkan dirinya sendiri, makin diri
konsep dirinya (Hutagalung, 2007)
Lebih
lanjut dijelaskan oleh James (dalam Hutagalung, 2007) bahwa ada dua jenis diri,
yaitu ‘diri’ dan ‘aku’. Diri adalah aku sebagaimana dipersepsikan oleh orang
lain atau diri sebagai objek, sedangkan aku adalah inti dari diri aktif mengamati,
berpikir, dan berkehendak. Dalam perkembangan baik praktis maupun
penelitian-penelitian sulit untuk membedakan kedua diri ini. Oleh karena itu,
kedua konsep digabung dalam satu konsep yang lebih menyeluruh, yaitu
keperibadian (Hutagalung, 2007).
Heidegger
(dalam Hutagalung, 2007) menguraikan bahwa keberadaan manusia terikat secara
tak terpisahkan dengan dunia being-in-the-word
dan dengan keberadaan manusia-manusia lainya. Manusia bukan semata-mata
sebagai ada yang statis dan selalu sama, melainkan perjanjian, yang secara
berkesinambungan berubah dan berkembang.
Menurut
Satre (dalam Hutagalung, 2007) menguraikan bahwa yang menandai manusia sebagai
makluk terbaik adalah kebebasan dan kesanggupannya untuk memilih. Bagaimanapun,
kebebasan bukan semata-mata suatu kualitas atau atribut yang dimiliki dia bisa
memilih dan memutuskan setiap saat.
Selain pendapat Heidegger dan Sastra
tentang konsep diri manusia maka Marcel (dalam
Hutagalung, 2007) menegaskan bahwa kata kunci untuk memahami konsep diri
manusia tidak dapat mengakibatkan relasi antar manusia. Bahwa manusia itu ada
dengan partisipasi (being by
participation), yaitu manusia ke dalam ada individualnya dengan
persekutuannya dengan manusia-manusia lainnya melalui cinta, harapan, dan kepercayaan.
Orang lain jangan semata-mata
merupakan dia atau seseorang melainkan harus sebagai kamu yang dikenal cinta.
Melalui hubungan dengan manusia lain sebagai ‘kamu’ maka ‘aku’ menemukan
kebebasan dan pemenuhan. Dengan mencintai orang lain, seseorang melampaui
dirinya yang terbatas. Tanpa cinta, keberadaan seseorang itu terisolasi dan
tereduksi ( Hutagalung, 2007).
Berdasarkan pendapat para ahli
diatas, maka dapat disampaikan bahwa pengertian konsep diri sebagai berikut (Hutagalung,
2007) : (1) siapa saya menurut pikiran saya, (2) dalam posisi mana saya berada,
(3) apa yang boleh dan yang tidak boleh saya lakukan.
Memahami konsep diri sangatlah
penting, karena dengan pemahaman konsep diri yang benar seseorang akan dapat
lebih mengetahui dirinya sendiri dan belajar untuk menerima dirinya. Hal ini
juga akan membuat individu tidak akan mudah kehilangan arah perjalanan hidup,
tidak mudah terpengaruh, dan apabila terpaksa melakukan suatu perubahan tidak
akan membuat dirinya menjadi shock karena
perubahan yang terjadi (Hutagalung, 2007)
Beberapa
ahli merumuskan definisi
konsep diri, menurut Burns
(dalam Mulyana, 2007) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari
apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan
seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep diri adalah
pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat
informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri
individu (Mulyana, 2007).
Pietrofes mendefinisikan konsep diri
meliputi semua nilai, sikap, dan keyakinan terhadap diri seseorang dalam
berhubungan dengan lingkungan dan menurut pandangan dari sejumlah persepsi diri
yang mempengaruhi dan bahwa menentukan persepsi dan tingkah laku. Menurut Mc
Candless, konsep diri merupakan seperangkat harapan dan penilaian perilaku yang
menunjuk pada harapan tersebut. Konsep diri juga dapat diartikan sebagai
penilaian seseorang terhadap diri sendiri baik apa yang dipikirkan,
dirasakannya terhadap dirinya sendiri (Hidayat, 2009)
Konsep diri merupakan gambaran yang
dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pangalaman-pengalaman
yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan
faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan
terdiferensiasi. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini
kehidupan anak menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya dikemudian hari
(Agustiani, 2006).
Menurut (Soemanto, 2006) konsep diri itu
adalah pikiran atau persepsi seseorang tentang dirinya sendiri, dan merupakan
faktor penting yang mempengaruh tingkah laku. William Howard Fitts mengemukakan
bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep
diri seseorang merupakan kerangka acuan (Flame
of reference) dalam berinteraksi dalam lingkungan (Agustiani, 2006).
Konsep diri akan memberikan kerangka acuan
yang mempengaruhi manajemen diri terhadap situasi dan terhadap orang lain.
Konsep diri ada yang sifatnya positif dan negatif. Individu yang memiliki
konsep diri negatif meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak
kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik
terhadap hidup. Individu akan cenderung bersifat pesimis terhadap kehidupan dan
kesempatan yang dihadapinya. Sebaliknya individu dengan konsep diri positif
akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat
dilakukannya demi keberhasilan dan prestasi (Wahyuni, 2007).
Oleh karena itu, penelitian ini
dimaksudkan untuk melihat “ Konsep Diri
Penyanyi Rock ?”
1.2.Rumusan Masalah
“Bagaimanakah
konsep diri penyanyi rock?”
Permasalahan
ini dijabarkan untuk menjawab sub permasalahan berikut:
- Penilaian penyanyi rock mengenai dirinya
ditinjau dari segi fisik?
-
Penilaian penyanyi Rock
mengenai dirinya sendiri ditinjau dari segi keluarga?
-
Penilaian penyanyi Rock
mengenai dirinya sendiri ditinjau dari segi pribadi?
- Penilaian penyanyi Rock mengenai dirinya
sendiri ditinjau dari segi diri social?
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1.
Maksud
Untuk memahami dan mengetahui konsep diri penyanyi rock.
1.3.2.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran konsep diri
penyanyi rock.
1.4.Manfaat dan Kegunaan Penelitian
1.4.Manfaat dan Kegunaan Penelitian
1.4.1. Manfaat
Praktis
a. Memberikan informasi kepada mahasiswa
psikologi mengenai konsep diri penyanyi rock.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat,
khususnya keluarga tentang konsep diri penyanyi rock.
c. Memberikan gambaran dari sudut pandang
anak dari konsep diri penyanyi rock.
d. Memberi informasi bagi konselor apabila
memiliki klien dengan kasus serupa.
1.4.2. Manfaat Teoritis
a.
Bagi penyanyi Rock yang menjadi subjek penelitian, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan informasi dan gambaran tentang konsep diri yang terbentuk oleh
mereka.
b.
Bagi pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu, penelitian ini
diharapkan mampu menjadi masukan guna mengembangkan dan melestarikan budaya
lokal serta menjamin hak untuk hidup nyaman dan sejahtera bagi masyarakat luas
khususnya yang berkaitan dengan tempat hiburan bagi publik.
c. Bagi ilmuwan psikologi sosial dan peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan pengetahuan dan wacana awal mengenai konsep diri penyanyi rock yang selanjutnya bermanfaat untuk dikaji lagi secara lebih mendalam.
c. Bagi ilmuwan psikologi sosial dan peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan pengetahuan dan wacana awal mengenai konsep diri penyanyi rock yang selanjutnya bermanfaat untuk dikaji lagi secara lebih mendalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar